Warkop DKI adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini merupakan kelanjutan dari grup lawak prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri. Setelah Nanu Mulyono mengundurkan diri, grup lawak ini masih berjalan seperti biasa. Namun, lama-kelamaan, bila mereka memakai nama Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada pemilik nama aslinya, Radio Prambors. Maka Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro) untuk menghentikan praktik upeti tersebut.
Ini biografi dari ketiga personil warkop DKI. :
1. Dono (Warkop)

Ketika kuliah di Universitas
Indonesia, Jakarta, Dono bekerja di bagian redaksi surat kabar, antara lain di
Tribun dan Salemba, terutama sebagai karikaturis. Kedua media cetak itu
berhenti terbit pada tahun 1974.[1]
Kemudian Dono bergabung dengan kelompok lawak Warung Kopi Prambors yang
didirikan setahun sebelumnya.[1]
Dono bersama Kasino, Indro, dan Nanu mengisi acara Warung Kopi Prambors yang
bergaya obrolan warung kopi di radio swasta Prambors.[1]
Ketika masih menjadi mahasiswa, Dono
merupakan anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala
UI) bersama Kasino
dan Nanu.[2]
Oleh karena itu, film-film Warkop DKI memperlihatkan aktivitas mereka sebagai
pecinta alam.
Pendidikan
- SD-SMP Negeri 1 Kebon Dalem
- SMA Negeri 3 Surakarta
- Fakultas Ilmu Sosial & Politik, Jurusan Sosiologi, Universitas
Indonesia.
Karier
- Ketua OSIS SMA Negeri 3 Surakarta
- Penyiar Radio Prambors (1974-1980).
- Asisten Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Indonesia.
- Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Indonesia.
2. Kasino (Warkop)
Di dunia lawak, kehadiran Kasino dan
kawan-kawan mengembuskan angin segar. Kelompok Warkop
mewakili generasi pelawak terpelajar, yang memiliki warna baru dalam membanyol.
Karier dalam film yang mereka rintis pada akhir tahun 1970-an pun terus melejit. Dalam film Maju Kena Mundur
Kena, Kasino dan kedua kawannya masuk
dalam jajaran artis yang pernah dibayar termahal.
Ketika menjadi mahasiswa, Kasino
banyak menghabiskan waktu di lereng-lereng gunung bersama Kelompok Mahasiswa
Pecinta Alam Universitas
Indonesia (Mapala UI).
Wafat
Sebelum Kasino Wafat, Kasino sakit
pada bulan November
1996. Sebagai bukti, Hasil Rontgen pada kepala Kasino
menunjukkan bahwa adanya tumor di bagian otak di Rumah Sakit Advent
Bandung dan Kasino disarankan untuk
menjalankan kemoterapi. Hal ini berakibat pada cerita di serial Warkop DKI
hanya terfokus kepada Dono dan Indro. Pada tahun 1997, Kesehatan Kasino sempat naik turun tetapi tidak patah
semangat.
Kasino akhirnya dilarikan ke Rumah
Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
bersama para sahabatnya pada bulan November
1997. Dan pada akhirnya, Kasino wafat pada usia 47 tahun pada
tanggal 18 Desember
1997 di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
setelah beberapa tahun mengidap tumor otak.
Kasino meninggalkan satu istri dan satu anak.
Pendidikan
- SD Budi Utomo, Jakarta.
- SMP Negeri 51 Pondok Bambu, Jakarta.
- SMA Negeri 2 Cirebon, Jawa Barat.
- SMA Negeri 22 Utan Kayu, Jakarta.
- Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Ilmu Administrasi Niaga, Universitas
Indonesia.
Karier
- Penyiar Radio Prambors (1974-1980)
- Direktur Klinik Spesialis Rawamangun (sampai 1983)
- Pimpinan Warung Kopi Corporation
3. Indro (Warkop)

Karier
- Penyiar
Radio Prambors (1977-1980)
- Pimpinan
PASKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia)
- Salah
Satu Anggota Warkop
DKI
Nama Jusdul film Warkop DKI :
- Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi
- Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom
- GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati
- Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman
- Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz,Dorman Borisman dan A. Hamid Arief
- IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir
- Setan Kredit (1982) bersama Minati Atmanegara, Nasirdan Alicia Djohar
- Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriatidan M. Pandji Anom
- Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solardan Pietrajaya Burnama
- Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz,Lydia Kandou dan Us Us
- Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us
- Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokkadan Aminah Cendrakasih
- Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandoudan Us Us.
- Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Lia Warokka, Leily Sagita danKaharuddin Syah.
- Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokkadan Advent Bangun
- Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
- Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah
- Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnazdan HIM Damsyik
- Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina,Susy Bolle dan Timbul
- Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo
- Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen
- Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Suyadi danSherly Malinton
- Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah dan Tarsan
- Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz
- Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin dan Sally Marcellina
- Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunelladan Hengky Solaiman
- Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin danSherly Malinton
- Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki Fatmala,Fortunella, Fritz G. Schadt dan Gitty Srinita
- Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala,Fortunella dan Sally Marcellina
- Salah Masuk (1992) bersama Fortunella, Gitty Srinita,Tarida Gloria dan Angel Ibrahim
- Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
- Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
- Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari,Gitty Srinita dan HIM Damsyik
- Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile dan Taffana Dewi
0 komentar:
Posting Komentar